Katolik Memerintahkan Menutup Aurat

Di dalam Islam, setiap Muslim wajib mengimani setiap kitab-kitab yang
diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala melalui nabi-nabi-Nya. Zabur,
Taurat, al-Qur’an dan termasuk pula Injil atau Bibel. Karena menurutnya,
semua isinya mentauhidkan Allah sebagai Tuhan Yang Esa. Hanya saja
masalahnya, saat ini hanya al-Qur’an yang tetap terjaga keasliannya
sebagaimana janji Allah. Sedangkan yang lain, telah dirubah oleh tangan
manusia. Oleh karena itu, selain al-Qur’an, sudah tidak ada lagi
kitab-kitab yang orisinil.
Mantan biarawati yang kini telah memeluk Islam dan menutup aurat ini
pun menambahkan, “Dalam Bibel-pun, ajakan untuk menutup kepala atau
berkerudung pun telah ada. Misalnya pada Kejadian 24: 65, Katanya kepada
hamba itu: “Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah
kita?” Jawab hamba itu: “Dialah tuanku itu.” Lalu Ribka mengambil
telekungnya dan bertelekunglah ia. I Korintus 11: 6 “Sebab jika
perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga
menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan,
bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi
kepalanya,”.
“Wanita berkerudung (khimar), berhijab/berjilbab, sebenarnya
telah diterapkan pada semua agama. Namun, tata cara dan konsepnya
berbeda. Di samping itu, konsepnya pun diubah-ubah sesuai kehendak
pemuka agama dan umatnya. Tidak sempurna seperti Islam.” Ujar wanita
yang kini mendalami dunia kristologi ini.
Irena Handono pun menunjukkan slide bergambar pada jama’ah kajian
terkait contoh busana yang digunakan agama lain misalnya di dalam
Katolik (suster), Yahudi, Dewi Kwan Im, Hindu, pakaian tradisional
Jepang, wanita Mesir kuno, Eropa abad pertengahan, Anglo Saxon dan Anglo
Norman, juga Amish (AS).
Menurut pendiri Irena Center ini, seorang wanita Muslim (Muslimah)
dikenai kewajiban hampir seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan
agar ditutup atau dihijab. Kewajiban ini diturunkan agar wanita-wanita
Muslim terhindar dari godaan yang datang bukan dari mahramnya, dan
sebagai pembeda di antara umat lain.
Hanya saja, maraknya mode atau fashion tata cara memakai
kerudung/jilbab/hijab bagi wanita Muslim saat ini banyak yang keluar
dari syari’at. Sehingga berjilbab tapi masih membentuk, terlihat dan
terbuka yang bukan semestinya.
Bahkan Nabi di dalam banyak haditsnya menyebutkan wanita seperti ini
hakikatnya adalah berpakaian tapi telanjang. Dan tidak akan masuk surga,
tidak pula mencium wangi surga. Nau’zubillah, katanya.
Lebih jauh ia mengajak para Muslimah menutup aurat sebagaimana petunjuk Nabi.
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”
ujarnya mengutip perintah menutup aurat dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab
ayat 59.
“Berkerudung atau khimar adalah apa yang ditutup
itu ialah kepala, leher, dan sebagian dada tanpa menutupi wajah,” kutip
Irena. Dan khimar semestinya tidak tipis dan menutupi bagian dada.
Sedangkan jilbab (hijab) adalah penutup untuk seluruhnya hingga batas mata kaki atau mendekati tanah.
Kewajiban berkerudung (khimar) dan berhijab diperuntukan
pada kondisi apapun, sekalipun wanita ini sedang keluar rumah ataupun
haid. Di manapun dan kapanpun jika berada di luar mesti menggunakannya
(hijab/khimar).

Irena Handono lahir di Surabaya, 30 Juli 1954 dengan nama kecil Han
Hoo Lie. Ia dibesarkan dalam lingkungan Katolik. Ia bahkan pernah
disekolahkan di Seminari Agung (Institut Filsafat Teologia Katolik)
hingga akhirnya menjadi seorang biarawati.
