Puisi Akhir Malam (PUALAM) :
NEGERI YANG TERHEMPAS
Dipenghujung batu karang ku tercenung,
Dalam kepekatan diantara awan mendung.
... ... Desah nafas berat seolah bersenandung,
Saksikan negeri bernasib malang merundung.
Laksana pohon oak tua besar yang meranggas,
Ditopang akar keropos yang trengginas.
Diantara sela daun jarang yang memlas,
Seolah menunggu waktu tuk terhempas.
Tiada lagi penahan dari beban yg menggayut,
Sendi-sendi kehidupan tercerabut berturut-turut.
Azas hokum sbg paying pun mengkerut,
Azas kemanusiaan pun seolah menguap dengan lembut.
Saat bentang Koran yang malas kubaca,
Karena tiada lagi barisan kata bermakna,
Karena korupsi dan kolusi selalu jadi headline berita.
Justru itu terjadi dari penguasa negeri tercinta,
Justru itu terjadi dari penegak hokum yg berwibawa,
Justru itu terjadi dari wakil rakyat yang jumawa.
Seolah menunggu hari naas tiba,
Tiada lagi iba saat ibu pertiwi menangis darah.
Dalam kepekatan malam tiada titik cahaya,
Karena awan negeri tertutup ribuan burung nazar,
Yang sedang asyik gerogoti belulang rakyat jelata.Lihat SelengkapnyaLihat Selengkapnya
Dipenghujung batu karang ku tercenung,
Dalam kepekatan diantara awan mendung.
... ... Desah nafas berat seolah bersenandung,
Saksikan negeri bernasib malang merundung.
Laksana pohon oak tua besar yang meranggas,
Ditopang akar keropos yang trengginas.
Diantara sela daun jarang yang memlas,
Seolah menunggu waktu tuk terhempas.
Tiada lagi penahan dari beban yg menggayut,
Sendi-sendi kehidupan tercerabut berturut-turut.
Azas hokum sbg paying pun mengkerut,
Azas kemanusiaan pun seolah menguap dengan lembut.
Saat bentang Koran yang malas kubaca,
Karena tiada lagi barisan kata bermakna,
Karena korupsi dan kolusi selalu jadi headline berita.
Justru itu terjadi dari penguasa negeri tercinta,
Justru itu terjadi dari penegak hokum yg berwibawa,
Justru itu terjadi dari wakil rakyat yang jumawa.
Seolah menunggu hari naas tiba,
Tiada lagi iba saat ibu pertiwi menangis darah.
Dalam kepekatan malam tiada titik cahaya,
Karena awan negeri tertutup ribuan burung nazar,
Yang sedang asyik gerogoti belulang rakyat jelata.Lihat SelengkapnyaLihat Selengkapnya
Label:
puisi
0 komentar: