Negeri 5 Menara
Sebuah film yang diadaptasi dari novel "Negeri 5 Menara" karya Ahmad Fuadi yang menceritakan kisah para Santri Madani, berhasil dengan sukses divisualisasikan oleh Affandi Abdul Rachman sang sutradara dan Salman Aristo sebagai penulis skenario.
Di awal Anda akan dibawa ke ranah minang dengan dialeg khasnya. Alif yang terpaksa mengikuti kemauan Ibunya (Lulu Tobing) diantar Ayahnya (David Chalik) menuju Pondok Madani.
Disitulah, Alif bertemu Said, Baso, Atang, Dulmadjid dan Raja. Mereka bersatu dalam Sohibul Menara (pemilik menara).
Pertemuan pertama mereka dengan Tyson menjadi gelak tawa riang Anda yang pertama. Selain tentunya dialog-dialog menyentil lain di awal film ini telah dapat membuat Anda tersenyum dan sedikit tertawa.
Logat kental Baso dengan tajwidnya membuatnya lucu mengucapkan bahasa Inggris. Atang dari Bandung menunjukkan dialeg khas sunda. Dulmadjid asal Madura, Raja asli Medan, Said asli Surabaya, masing-masing apik menampilkan dialek khas daerah mereka.
Man Jadda Wajada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses) yang menjadi mantera ampuh bagi para Sohibul Menara membuka pelajaran awal para santri yang disampaikan Ustad Salman (Donny Alamsyah). Inspiratif!
Dalam suatu adegan, Alif ditantang untuk dapat satu frame dengan Sarah (Eriska Rein) keponakan Kyai Rais (Ikang Fauzi) Ketua Pondok. Kelucuan kembali terjadi saat Alif mulai melakukan aksinya.
Anda juga akan tertawa saat para Sahibul Menara berkunjung ke Bandung tempat tinggal Atang, dan saat membeli biang es untuk persiapan pertunjukan pentas seni bertajuk Ibnu Batutah.
Baso yang harus pulang karena kondisi neneknya yang sakit, dan Alif yang masih berhasrat untuk pindah menjadi momen sedih untuk Anda.
Namun di akhir film ini, seakan mengajak Anda untuk menunggu seri lanjutannya. Film ini sudah tayang sejak 1 Maret 2012, di seluruh bioskop Indonesia.
Di awal Anda akan dibawa ke ranah minang dengan dialeg khasnya. Alif yang terpaksa mengikuti kemauan Ibunya (Lulu Tobing) diantar Ayahnya (David Chalik) menuju Pondok Madani.
Disitulah, Alif bertemu Said, Baso, Atang, Dulmadjid dan Raja. Mereka bersatu dalam Sohibul Menara (pemilik menara).
Pertemuan pertama mereka dengan Tyson menjadi gelak tawa riang Anda yang pertama. Selain tentunya dialog-dialog menyentil lain di awal film ini telah dapat membuat Anda tersenyum dan sedikit tertawa.
Logat kental Baso dengan tajwidnya membuatnya lucu mengucapkan bahasa Inggris. Atang dari Bandung menunjukkan dialeg khas sunda. Dulmadjid asal Madura, Raja asli Medan, Said asli Surabaya, masing-masing apik menampilkan dialek khas daerah mereka.
Man Jadda Wajada (siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses) yang menjadi mantera ampuh bagi para Sohibul Menara membuka pelajaran awal para santri yang disampaikan Ustad Salman (Donny Alamsyah). Inspiratif!
Dalam suatu adegan, Alif ditantang untuk dapat satu frame dengan Sarah (Eriska Rein) keponakan Kyai Rais (Ikang Fauzi) Ketua Pondok. Kelucuan kembali terjadi saat Alif mulai melakukan aksinya.
Anda juga akan tertawa saat para Sahibul Menara berkunjung ke Bandung tempat tinggal Atang, dan saat membeli biang es untuk persiapan pertunjukan pentas seni bertajuk Ibnu Batutah.
Baso yang harus pulang karena kondisi neneknya yang sakit, dan Alif yang masih berhasrat untuk pindah menjadi momen sedih untuk Anda.
Namun di akhir film ini, seakan mengajak Anda untuk menunggu seri lanjutannya. Film ini sudah tayang sejak 1 Maret 2012, di seluruh bioskop Indonesia.
Link Download disini
0 komentar: