Mana yang lebih Banya, orang hidup atau orang mati? & Mengapa rambut beruban
Penulis: Mick O'Hare
“Hai, Pak Basri. Apa kabar!?” seru seseorang di ruang tunggu sebuah kantor pos, di bagian yang khusus untuk mengambil uang pensiun. Ia langsung berpelukan akrab sekali dengan sesosok lelaki lain yang tampaknya baru pertama kali itu mengambil uang pensiun. “Berapa tahun ya kita tidak ketemu? Dua puluh tahun?”
“Betul. Sudah lama sekali. Eh, bagaimana kabar keluargamu, Pak Badu?” sahut orang yang dipanggil Pak Basri.
“Oh, Tuti sekarang di Semarang, anaknya delapan. Dono di Surabaya, anaknya tujuh. Tini di Medan, anaknya enam. Siti masih di Bandung, anaknya baru lima. Ibu sudah sepuh tapi masih sehat. Dan bapak, yang usianya sudah delapan puluh, tahun yang lalu menikah lagi, sekarang sudah punya momongan …hehe. Memang makmur negeri kita, ya!”
Saya, yang sedang terkantuk-kantuk sambil menunggu petugas menyebut nama ibu saya, terhenyak. Kalau generasi baru begitu banyak, sementara usia harapan hidup orang makin panjang, jangan-jangan jumlah orang hidup sekarang lebih banyak daripada jumlah orang yang sudah meninggal. Betulkah begitu? Ke mana saya harus bertanya?
Samsu
Surakarta, Indonesia
Buku ini berisi kumpulan tanya-jawab tentang banyak perkara remeh yang jawabnya tidak akan ditemukan dalam buku ajar atau diktat kuliah mana pun.
- Mengapa rambut kita menjadi uban?
- Mengapa telur tidak bulat, pun tidak persegi?
- Mengapa pisang tidak boleh masuk kulkas?
- Matahari semakin uzur, berapa lama lagi umur bumi?
- Mengapa kita menangis sewaktu mengiris bawang?
- Mengapa kantung keresek selalu berisik?
- Mengapa ikan tidak kentut?
- Apakah kidal itu sial?
- Mengapa orang tidak tertawa ketika menggelitik diri sendiri?
- Apa bunyi berderak pada persendian kita?
- Adakah hubungan antara kedinginan dan masuk angin?
dan banyak pertanyaan lain…
Untuk mengunduhnya silahkan klik disini
0 komentar: