phone: 0817714664
e-mail: albatholcare@gmail.com
round minus
  • img
  • img
  • img
  • img
  • img
round plus

Kelahiran dan Pengasuhan Rosulullah SAW





Rasulullah SAW dilahirkan ditengah keluarga bani Hasyim di Mekkah pada senin pagi, tanggal 9 Rabiul Awwal, permulaan tahun dari peristiwa gajah, dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatn dengan tanggal 20 atau 22 april tahun 571 M, berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad sulaiman Al Manshurfury dan peneliti astronomi Mahmud Basya.
Nama Muhammad diberikan oleh kakeknya Abdul Muthalib, nama tersebut belum pernah dikenal di kalangan Arab. Beliau di khitan pada hari ketujuh, seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab.
Wanita pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya adalah Tsuwaibah, hamba sahaya Abu lahab, yang kebetulan sedang menyusui anaknya Masruh, yang sebelum itu wanita ini juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib, Setelah itu dia Menyusui Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumy.
Tradisi yang berjalan di kalangan bangsa arab yang relative maju, agar tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa melatih Bahasa Arab. Maka Abdul Muthalib mencari para wanita yang bisa menyusui bagi beliau. Dia meminta kepada seorang wanita bani Sa’d bin Bakr yang menyusui beliau, yaitu Halimah bin Abu Dzua’ib, dengan didampingi suaminya, Al-Haritz bin Abdul Uzza, yang berjuluk Abu Kabsyah, dari kabilah yang sama.
Halimah bisa merasakan barakah yang dibawa oleh Nabi Muhammad, sehingga mengundang decak kagum. Halimah dan Suaminya pergi keMekkah bersama Rombongan wanita dari Bani Sa’d, tujuan mereka mencari anak yang bisa disusui. Saat itu adalah masa Paceklik, dalam perjalanan sepanjang malam bayi Halimah menangis terus karena kelaparan, air susunya tidak bisa diharapkan. Sesampainya di Mekkah setiap wanita ditawari Bayi Nabi Muhammad SAW tapi semuanya menolak, setelah tahu bahwa beliau adalah anak Yatim. Ketika Semua wanita telah mendapatkan bayi yang akan disusuinya hanya Halimah yang belum mendapatkan bayi, ketika rombongan bergegas akan pulang, Halimah langsung menghampiri bayi Yatim Muhammad SAW dan membawanya.Puting susunya yang tadi kering langsung berisi dapat langsung diminum oleh bayi Muhammad dan bayi Halimah yang selalu menangis kelaparan, sebentar saja kedua bayi itu tertidur karena kenyang.Onta tua milik Halimah sebelumnya tidak bersusu tapi ternyata saat itu airsusunya menjadi penuh dan meminumnya hingga puas. malam itu adalah malam yang terasa paling indah bagi mereka berdua.
Sesampainya tiba di tempat tinggal mereka keberkahan terus menerus melingkupi kehidupan mereka, tanah-tanah mereka menjadi subur, domba-domba mereka bertambah gemuk, dan susu dari ternak-ternak mereka melimpah ruah, sedangkan keadaan ini berbanding terbalik dengan keadaan warga sekitarnya, Bahkan setelah dua tahun Halimah mengasuh Rosul, dia meminta lagi kepada Ibunda Rosul untuk tetap mengasuhnya hingga dewasa, sampai ketika terjadi peristiwa pembelahan dada Rosul pada waktu umur Rosul mencapai empat tahun barulah kemudian Halimah menyerahkan Nabi Muhammad SAW kepada ibunya.
Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rosulullah didatangi Jibril, yang pada saat itu beliau sedang bermain-main. Dengan beberapa anak kecil lainnya. Jibril menelentangkan beliau, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, “ini adalah bagian syetan yang ada pada dirimu.” Lalu Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas, dengan menggunakan air Zam-zam, kemudian menata dan memasukkannya ketempat semula. Anak-anak kecil berlarian mencari ibu susuan dan berkata.” Muhammad telah dibunuh!” Namun ketika mereka mendapatkan Muhammad, ternyata beliau dalam keadaan sehat dan wajahnya tampak lebih berseri.
Setelah Nabi kembali kepangkuan Ibundanya,tak berapa lama ibunya Aminah mengadakan perjalanan ke Yastrib guna mengunjungi makam suaminya Abdullah,Ayah dari Nabi Muhammad SAW, disertai pembantunya Ummu Aiman mereka menempuh perjalanan sekitar 500km. Setelah menetap selama sebulan di Madinah, Aminah dan rombongannya siap-siap kembali ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang itu dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa, yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Photobucket
Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib di Makkah, Hatinya bergetar oleh perasaan kasih sayang, yang tidak pernah dirasakannya sekalipun terhadap anaknya sendiri. Dia tidak ingin cucunya hidup sebatang kara. Bahkan dia lebih mengutamakan cucunya daripada anak-anaknya.
Pada usia delapan tahun lebih dua bulan sepuluh hari dari umur Rosulullah SAW, kakek beliau meninggal dunia di Makkah. Sebelum meninggal, Abdul Muthalib sudah berpesan menetapkan pengasuhan sang cucu kepada pamannya Abu thalib, saudara kandung bapak beliau.

Abu thalib melaksanakan hak saudaranya dengan sepenuhnya dan menganggap seperti anaknya sendiri. Bahkan Abu thalib lebih mendahulukan kepentingan beliau daripada anak-anaknya sendiri, mengkhususkan perhatian dan perhormatan. Hingga berumur lebih dari empat puluh tahun beliau mendapat kehormatan di sisi Abu thalib, hidup dibawah penjagaannya, rela menjalian persahabatan dan bermusuhan dengan orang lain demi membela diri beliau.











Link Movement

Aqiqah Saung Domba | Praktis Amanah Santun Sedap

Kumpulan Kitab & Buku Islam

Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 17)

Kitab/Buku Lain..